PRIDE HOMESCHOOLING

Jl.Markisa Blok A no. 11 Cinere Depok (021)754-555-8

PRIDE HOMESCHOOLING

Dengan mencari dan Berspekulasi maka kita akan belajar dan mendapatkan hal-hal yang baru

PRIDE HOMESCHOOLING

Jadikan buku adalah sahabat karibmu karena ia akan membimbingmu kearah kebaikan.

PRIDE HOMESCHOOLING

Pengetahuan akan membawa kita kepada kesempatan untuk membuat perbedaan

PRIDE HOMESCHOOLING

Menuliskan impian dan cita2mu secara tertulis terbukti membantu kamu untuk bisa mewujudkannya. So write down your dreams. Now!!!.

contact

foxyform

Senin, 24 September 2018

PENGERTIAN DISLEKSIA DAN CARA PENANGANAN NYA

Berikut 9 macam latihan multisensorik untuk penderita Disleksia 
                                   
Membesarkan anak dengan disleksia dapat melibatkan emosi yang campur aduk. Anda mungkin akan melihat jauh ke depan, diselimuti oleh berbagai kekhawatiran apakah hal ini akan mempengaruhi masa depan si kecil nantinya. Akan tetapi, disleksia bukanlah jaminan kegagalan.
Banyak orangtua yang belum tahu bahwa sebenarnya disleksia merupakan kondisi yang sangat umum, dan banyak pula tokoh dunia berpengaruh memiliki kondisi ini — misalnya Picasso, Steven Spielberg, hingga Bill Gates.
Apa itu disleksia?
Disleksia adalah jenis gangguan belajar. Para ahli tidak tahu persis apa yang menyebabkan disleksia, selain perbedaan cara kerja otak dari pengidap disleksia dalam mengolah informasi. Walaupun begitu, beberapa studi terbaru telah menunjukkan keterkaitan antara kondisi gangguan belajar ini dengan peran genetika. Jika Anda atau pasangan Anda memiliki disleksia, anak Anda akan lebih mungkin untuk memilikinya juga.
Anak-anak dengan disleksia memiliki masalah pengolahan informasi yang mereka lihat saat mereka membaca sesuatu. Seringnya, anak pengidap disleksia akan memiliki masalah menghubungkan suara yang dihasilkan oleh satu huruf (misalnya, tertukar atau kebingungan membedakan “b” dan “d”), kebingungan mengurutkan urutan huruf untuk membentuk suatu kata, atau mengartikan suara dari huruf-huruf yang membentuk sebuah kata. Disleksia umumnya dikaitkan dengan masalah kelancaran membaca, tapi masalah pengolahan informasi ini juga dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam menulis, mengeja, dan bahkan berbicara.
Yang pasti, disleksia bukanlah berarti kecerdasan anak kurang, bukan tanda kemalasan, apalagi karena alasan penglihatan yang buruk. Pengidapnya masih dapat memahami ide dan gagasan yang kompleks. Terkadang, mereka hanya memerlukan tambahan waktu untuk memahami informasi yang sedang ia cerna. Mereka juga mungkin membutuhkan cara yang berbeda untuk memproses informasi, seperti mendengarkan buku audio daripada membaca paragraf demi paragraf.
Namun, sangat penting untuk diingat bahwa disleksia adalah kondisi seumur hidup. Perjuangan anak dalam membaca dan isu-isu lainnya dapat menyebabkan frustrasi dan perasaan rendah diri. Namun, bukan berarti hal ini akan menghalangi si kecil untuk bisa bahagia dan sukses di hidupnya.

Latihan multisensorik untuk membantu anak pengidap disleksia belajar baca tulis

Latihan multisensorik adalah cara mengajar yang melibatkan lebih dari satu indra dalam satu waktu. Bagi anak-anak yang memiliki kesulitan membaca, mungkin akan terasa sulit untuk memperhatikan semua detail dalam kosakata baru, terutama jika kata tersebut memiliki ejaan yang tidak biasa. Dengan penggunaan penglihatan, pendengaran, gerakan dan sentuhan, teknik ini dapat sangat membantu proses belajarnya. Berikut adalah beberapa dari banyak contoh latihan multisensory yang bisa digunakan untuk membantu anak yang kesulitan membaca:

1. Ajarkan mendetail

Pertama, ajarkan anak dengan menunjukkan satu kata, misalnya  “beruang” dan bacakan untuknya dengan suara yang jelas dan lantang. Kemudian, minta ia untuk coba mengeja huruf pembentuk kata tersebut. Tanyakan huruf hidup apa saja yang ia lihat, huruf apa yang ia lihat di awal, tengah, dan akhir kata. Hal ini akan membantunya untuk menganalisis kosakata tersebut dan memprosesnya dengan terinci.

2. Menggunakan pasir atau krim

Kegiatan ini melibatkan indra penglihatan, sentuh, gerakan, dan suara untuk anak bisa menghubungkan huruf dan suara. Mulai dengan menebarkan segenggam pasir atau sesendok besar krim cukur (atau whipping cream) di atas kertas atau meja.
Kemudian, minta si kecil untuk membuat kata “beruang” menggunakan jari mereka di atas pasir atau krim tersebut. Selagi mereka menulis, minta ia untuk mengeja bunyi setiap huruf yang ia buat, dan coba untuk membaurkan setiap suara tersebut bersama-sama untuk menyebutkan “beruang” dengan keras dan jelas.

3. Menulis di udara

Menulis di udara akan memperkuat hubungan antar suara dan setiap huruf melalui “memori otot”. Hal ini juga dapat membantu memperkuat anak untuk bisa membedakan bentuk huruf yang membingungkan, misalnya “b” dan “d”. Ajarkan anak menggunakan dua jari — telunjuk dan jari tengah — untuk membuat huruf imajinasi di udara, sambil menjaga siku dan pergelangan tangan tetap lurus. Setiap kali ia membuat satu huruf di udara, minta ia untuk mengeja bunyi huruf tersebut dengan keras.
Aktivitas ini juga akan membantu mereka untuk membayangkan bentuk huruf yang mereka tulis. Anda mungkin bisa melakukan improvisasi dengan meminta si kecil mengasosiasikan penulisan huruf dengan warna tertentu, misalnya merah untuk “b”, kuning untuk “d”.

4. Menggunakan balok huruf

Menyusun suatu kata dengan balok mainan warna-warni berbentuk huruf dapat membantu anak untuk menghubungkan suara dengan huruf. Untuk meningkatkan latihan si kecil, Anda bisa mengkategorikan warna yang berbeda untuk kelompok huruf hidup dan huruf konsonan, merah dan biru, misalnya.
Selagi mereka menyusun kata, minta mereka untuk mengeja bunyi huruf-huruf tersebut, kemudian minta ia untuk mengatakan kata utuhnya dengan jelas setelah ia selesai menyusun kata.

5. Baca, Susun, tulis

Dengan selembar kertas karton, buat tiga kolom: Baca, Susun, dan Tulis. Kemudian, sediakan spidol dan balok huruf warna-warni.
Tuliskan kosakata yang ingin Anda latih di kolom Baca dan minta anak Anda untuk melihat huruf-huruf pembentuk kata tersebut. Kemudian, si kecil akan menyusun kata tersebut di kolom Susun menggunakan balok huruf. Terakhir, minta ia untuk coba menuliskan kata tersebut di kolom Tulis sambil membacakannya dengan lantang.

6. Ketukan jari

Menggunakan ketukan jari saat mengeja huruf mengajarkan anak untuk merasa, meraba, dan mendengar bagaimana huruf-huruf tertentu bisa membentuk satu kata, beserta bunyi keseluruhannya.
Misalnya, kata “Budi”. Minta anak untuk mengetukkan jari telunjuk ke ibu jarinya saat mereka mengucapkan huruf “b”, ketukkan jari tengah dengan ibu jari saat mengucapkan huruf “d”, jari manis dengan ibu jari saat mengucapkan “u”, dan kelingking untuk huruf “i”.

7. Bantuan gambar

Untuk beberapa anak, mengingat kata akan lebih mudah jika mereka menghubungkannya dengan suatu gambar. Berikut salah satu cara untuk menyiasatinya:
Tuliskan kata yang ingin dilatih pada kedua sisi kertas, misalnya kata “dua”. Pada satu sisi, Anda bersama si kecil bisa menggambar langsung pada kata tersebut (misalnya, menambahan dua buah mata di atas huruf U untuk menggambar wajah tersenyum; atau menggambar angsa yang melambangkan bentuk angka “2”). Menggunakan kata berilustrasi ini, latih si kecil untuk mengasosiasikan kata tersebut dengan gambar dan huruf-huruf pembentuknya — dua pasang mata untuk mewakili kata “dua”. Ketika anak Anda mulai lancar untuk membaca dengan cepat dan lebih mudah, alihkan latihan ke sisi lainnya dimana hanya ada teks kata “dua”.

8. Buat dinding kosakata

Untuk kata-kata yang sering terlihat atau dipakai dalam sebuah kalimat utuh, misalnya “saya”, “di”, “ke”, “dari”, dan cetaklah kata-kata ini dalam ukuran besar dan berwarna-warni, kemudian tempelkan dalam urutan alfabetik di dinding kamar anak Anda.
Secara otomatis bisa mengenali sejumlah kosakata dapat membantu anak lebih cepat tanggap, menjadi pembaca yang lebih lancar. Paparan yang berulang adalah kunci sukses untuk Anda berdua.
Dinding kosakata memberikan anak paparan ekstra untu kosakata-kosakata penting ini. Dinding khusus ini juga memberikan akses cepat terhadap kosakata tertentu yang mungkin mereka butuhkan selama aktivitas membaca atau menulis.

9. Membaca dan mendengarkan

Dalam kegiatan ini, Anda dan anak akan terlibat bersama-sama dalam membaca. Anda bisa membacakan cerita padanya sambil ia juga memperhatikan kalimat-kalimat dalam buku tersebut. Mereka bisa berinterasi dengan teks, menggarisbawahi kosakata penting atau membulatkan kosakata yang panjang atau pendek.
Selama membaca bersama, anak Anda juga bisa menulis ulang atau menggambar visualisasi yang bisa ia hubungkan dengan kata tersebut untuk mencocokkan kalimat.
Ada banyak alat dan strategi lainnya yang sama baiknya dalam membantu anak Anda lebih lancar untuk menulis-membaca. Mungkin akan membutuhkan beberapa percobaan kanan-kiri bagi Anda untuk mencari tahu mana yang terbaik bagi anak Anda. Yang paling penting adalah usaha dan dukungan yang konsisten dari orang-orang di sekitarnya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak untuk terus belajar.

Kamis, 20 September 2018

Mengajarkan Anak untuk mandiri sejak usia 3 tahun

Anak menginjak usia 3 tahun? sudah saatnya diajarkan mandiri

                                        

Perlu anda ketahui setiap usia anak anda memiliki pemahaman dan daya tangkap yang berbeda ketika melatih kemandirian. Anak Anda berusia 3 tahun? Sudah saatnya diajarkan mandiri.
Kemandirian perlu diajarkan untuk melepaskan ketergantungan anak pada orang tua sekaligus bekal dikemudian hari. Apa saja yang perlu diajarkan?

1. BERPAKAIAN SENDIRI
Sejak kecil orang tua terlatih mengenakan pakaian untuk anaknya. Tapi anak biasanya mau memakai pakaiannya sendiri pada usia 3 tahun.
“Anak usia 3 tahun seharusnya sudah bisa mengenakan pakaiannya sendiri seperti memasang celana atau memakai sepatu,” kata Mike Mosiman pengarang buku The Smarter Preschooler: Unlocking Your Child’s Intellectual Potential.

Ajarkan anak Anda berpakain sendiri dengan memilih pakaian yang mudah dikenakan terlebih dahulu. Anak mungkin sedikit mengalami kesulitan. Bantu dia dengan penuh kesabaran. Berpakaian adalah skill yang penting dan akan dibawa hingga si anak besar.

2. MAKAN SENDIRI
Jika anak Anda bersikeras minta makan sendiri dan makannya berantakan, itu tandanya ia sudah siap. Kebanyakan anak usia 3 tahun sudah bisa makan dengan sendok atau garpu dan minum dari gelas biasa.
Jika anak Anda pemilih, taruh makanannya di satu wadah dan biarkan ia mengambil sendiri. Buatlah campuran makanan atara buah dan sayur dan ganti keju dengan jelly umtuk menambah selera makan. Anak-anak biasanya mau menyantap makanan yang ia buat sendiri.

3. BERTEMAN
Anak usia 3 tahun biasanya sudah mau berteman. Tapi ia tetap membutuhkan bantuan orang tuanya.
Buatlah jadwal bermain dengan kelompok kecil di sekitar rumah. Anak usia 3 tahun biasanya ingin bermain dengan banyak orang ketimbang bermain dengan satu kelompok saja.
Jika banyak bergaul anak Anda secara tak langsung sedang membangun hubungan sosial. Bermain mengajarkan mereka nilai positif seperti empati dan berbagi.
“Anak usia 3 tahun biasanya tidak suka berbagi. Tapi mereka sudah bisa merasakan apa yang orang lain rasakan,” kata Susan S. Bartell, Ph.D., pakar psikologi orang tua parenting dan pengarang buku The Top 50 Questions Kids Ask. Jika punya mainan lebih minta anak Anda memberikan kepada temannya, Hal tersebut akan melatih rasa berbagi si kecil.

4. BELAJAR BAHASA
Anak usia 3 tahun banyak sekali bicara. Setidaknya si kecil sudah menguasai 300 kata dan sudah bisa bicara dalam satu kalimat.
Saat si anak duduk, diam-diam ia memperhatikan orang tuanya bicara kemudian direkam di otak. Sangat penting mengembangkan kemampuan bahasanya.
Cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan tersebut adalah dengan bicara. Deskripsikan apa yang Anda lakukan dan ceritakan rasa makanan yang ia makan. Dengan begitu si anak akan berlajar banyak kosakata baru.

5. MEMBERSIHKAN RUMAH
Anak-anak ternyata suka membantu pekerjaan rumah. “Anak usia 3 tahun bisa mengerti perintah sederhana seperi ‘taruh piring di tempat cucian’ atau ‘buang sampah pada tempatnya,” kata Mosiman.
Berikan si kecil tanggung jawab membuat makan malam dan membersihaknnya. Itu akan membuatnya merasa bagian dari keluarga. Tapi tetap perhatian cara anak Anda membersihkan. Jangan memerikan pekerjaan rumah yang terlalu rumit, itu membuatnya frustasi. Suruh si kecil menaruh pakaian kotornya di keranjang atau membererskan mainan usai bermain dengan temannya.

6. MENGATUR JADWAL TIDUR
Memasuki usia 3 tahun, kebiasaan tidur si anak berubah yang tadinya dua kali tidur menjadi satu kali tidur. Itu tidak masalah. Anak-anak masih membutuhkan tidur siang sampai usia 5 tahun.
Bersiaplah mengatur jadwal tidur anak anda yang baru. Daripada fokus memperhatikan jam, biarkan saja si kecil tidur sendiri saat ia kelelahan. Tapi jangan sampai jadwal tidurnya bertabrakan dengan jadwal mandi atau makan dan jangan sampai tidur terlalu malam.

Kamis, 13 September 2018

Tips mengurangi kecanduan Gadget

Ikuti 5 tips berikut untuk mengurangi kecanduan gadget berlebihan

Hasil gambar untuk Bagi kamu yang benar benar tidak mungkin bisa menghilangkan kebiasaan gadget, maka langkah yang paling tepat adalah dengan mengurangi kebiasaan tersebut. Solusi yang tepat adalah membuat jadwal kapan kamu memegang gadget, belajar, dan bermain di luar rumah alias beraktivitas tanpa gadget. Dengan membuat jadwal, kalian pasti akan lebih mudah dalam mengatur dan me-manage pikiran agar tidak teralih ke gadget, Kita tahu bahwa informasi tak luput dengan yang namanya smartphone, terutama informasi di sosial media. Tentu hal ini juga penting untuk kehidupan kita, bukan? Nah, aturlah hal-hal yang berkaitan tersebut menjadi sebuah jadwal, misalnya saja waktu main gadget adalah jam 4 sore sampai jam 6 sore dan seterusnya. Dengan membuat jadwal, tentu kamu akan lebih teratur dan lebih ter-manage mengenai waktu yang kamu gunakan setiap harinya. Kalau kamu tidak membuat jadwal, pasti ada ada saja godaan dan hal hal yang membuat kita terpaksa ingin memainkan gadget secara terus menerus.

Khusus untuk orang tua, mengawasi anak dalam menggunakan smartphone adalah hal wajib, tapi perlu diingat bahwa seketat apapun pengawasan orang tua kalau yang namanya barang canggih pasti penggunanya akan ketularan canggih juga, misal saja situs-situs terlarang yang sudah di antisipasi pemerintah dengan blokir masal, bahkan sekarang ini ada kampanye anti berita hoax di internet
Oleh karena itu, dengan adanya fakta tersebut, sudah semakin jelas kan kalau penggunaan sosial media dan internet adalah hal yang sangat kompleks dalam kehidupan? Khusus kamu yang ingin segera move on dan mengurangi kebiasaan bermain gadget, kamu harap simak ini.

1. Perbanyak Kegiatan Outdoor

Hasil gambar untuk 1. Perbanyak Kegiatan Outdoor

Istilah anak yang suka bermain gadget sudah pasti secara tidak langsung anak tersebut adalah tipe anak rumahan, dimana anak tersebut jarang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan teman teman di luar sana. Kalau kita terlalu sering di rumah dan menghabiskan sebagian besar waktu hanya bermain di rumah, kemungkinan besar hanya ada 2 kegiatan yang kita lakukan, yang pertama adalah belajar dan yang kedua adalah bermain gadget dan komputer, ataupun menonton TV. Nah, seandainya kita lebih memperbanyak porsi bermain di luar atau bersama teman teman, tentu ini akan membuat kita menjadi lupa terhadap kebiasaan bermain gadget. Khusus anak laki laki, sangat bagus apabila mencoba untuk suka olahraga, seperti bermain sepakbola, basket, dan olahraga lain yang tentu dapat membuat kita bisa dengan cepat melupakan kebiasaan bermain gadget tadi. Tapi perlu diingat, jangan terlalu over juga dalam bermain di luar rumah. Waktu bermain di luar dan berada di rumah bersama keluarga, ataupun mengerjakan tugas sekolah atau kuliah ahrus diseimbangkan.

2. Bulatkan Tekad Untuk Mengurangi Kecanduan Gadget

Hal yang paling dasar sebelum memulai segala sesuatu adalah niat. Seberapa besar niat kita untuk berhenti atau setidaknya mengurangi kebiasaan bermain gadget, kalau tekad kita betul betul sudah bulat maka tentu ini akan menjadi lebih mudah dalam usaha mengurangi kebiasaan bermain dengan smartphone. Semakin besar niat kita, semua godaan yang mengarah agar kita bermain gadget tentu dapat kita hindari

3. Alihkan ke Kegiatan Lain Saat Ingin main Gadget

Maksudnya, pasti selalu ada saat dimana kita ingin sekali main game di gadget atau menggunakan gadget? Nah, saat itu juga usahakan kamu sudah punya alternatif kegiatan lain. Contohnya saja kegiatan membantu orang tua ataupun kegiatan yang sifatnya tidak mengarah ke gadget. Tips sederhana yang bisa kamu lakukan adalah saat kamu sudah tidak tahan lagi ingin main gadget, cobalah untuk menonton TV dan secepat mungkin tidak memikirkan gadget dan yang lebh bagus lagi yaitu mencoba bermain di luar rumah dan jangan bawa gadget-mu.

4. Atur Jarak Kamu dengan Si Gadget

Untuk menghindari interaksi, tentu jarak sudah pasti berpengaruh.Akan lebih baik jika kamu mencoba untuk tidak membawa gadget setiap kamu bepergian, misalnya saja kamu yang saat ini ke sekolah sudah membawa gadget, kumpul bersama teman bawa gadget, dan sampai sampai menonton TV pun gadget-mu ada di saku. Hal ini tentu tidak akan bisa dihindari dan kamu pun tidak akan bisa menghilangkan dan mengurangi kecanduan gadget tersebut. Langkah yang dapat kamu coba antara lain benar benar tidak bersentuhan dengan gadget. Cobalah untuk mengistirahatkan gadget dan taruh di tempat yang agak sulit di jangkau, misal saja di laci atau di tempat yang lain yang sekiranya kamu jarang berinteraksi dengan tempat itu
Oh ya, pengguna gadget dan sosial media sudah banyak banget sampai sampai aplikasi emulator android terbaik ringan pun bermunculan, belum tahu apa itu emulator? Silakan search di google.

5. Buat Schedule Pasti Mengenai Kapan Menggunakan Gadget

Bagi kamu yang benar benar tidak mungkin bisa menghilangkan kebiasaan gadget, maka langkah yang paling tepat adalah dengan mengurangi kebiasaan tersebut. Solusi yang tepat adalah membuat jadwal kapan kamu memegang gadget, belajar, dan bermain di luar rumah alias beraktivitas tanpa gadget. Dengan membuat jadwal, kalian pasti akan lebih mudah dalam mengatur dan me-manage pikiran agar tidak teralih ke gadget, Kita tahu bahwa informasi tak luput dengan yang namanya smartphone, terutama informasi di sosial media. Tentu hal ini juga penting untuk kehidupan kita, bukan? Nah, aturlah hal-hal yang berkaitan tersebut menjadi sebuah jadwal, misalnya saja waktu main gadget adalah jam 4 sore sampai jam 6 sore dan seterusnya. Dengan membuat jadwal, tentu kamu akan lebih teratur dan lebih ter-manage mengenai waktu yang kamu gunakan setiap harinya. Kalau kamu tidak membuat jadwal, pasti ada ada saja godaan dan hal hal yang membuat kita terpaksa ingin memainkan gadget secara terus menerus.

Selasa, 11 September 2018

Mendisiplinkan Diri Sejak Dini

5 Cara meningkatkan sikap kedisiplinan Diri



Bagi Anda yang ingin meningkatkan produktivitas, lebih yakin untuk mengambil kesempatan dan menata hidup agar lebih efektif, belum terlambat untuk membangun mental disiplin Anda. Berikut cara untuk meningkatkan kedisiplinan kita.


1.Pemahaman Diri 
Saat kita memutuskan sesuatu, berkomitmen untuk hal tersebut maka terlepas dari bagaimana dan apa yang Anda rasakan saat itu. Sifat utama dari disiplin adalah pemahaman terhadap diri sendiri, secara mendalam Anda perlu untuk memutuskan apa perilaku yang mencerminkan tujuan dan nilai-nilai Anda.Tuliskanlah tujuan-tujuan, mimpi dan ambisi  Anda, buatlah misi pribadi Anda menjadi lebih nyata dengan menuliskannya dengan begitu Anda akan lebih memahami tujuan utama Anda untuk menjalankan setiap aktivitas dengan lebih bermakna disertai dengan kedisiplinan.


2.Penuh Kesadaran.
Kedisiplinan sangat tergantung dengan tingkat kesadaran seseorang terhadap apa yang ia lakukan dan apa yang seharusnya tidak ia lakukan. Jika Anda tidak menyadari bahwa Anda belum disiplin, bagaimana Anda tahu bahwa Anda harus berubah. Saat Anda mengetahui kapan Anda harus melakukan suatu perkerjaan dengan kedisiplinan, maka Anda sudah mendapatkan kesadaran diri terhadap disiplin.Untuk mengembangkan kedisiplinan kita membutuhkan waktu dan kuncinya adalah Anda harus memiliki kesadaran diri bahwa Anda kurang disiplin dan harus meningkatkan kedisiplinan Anda, ini akan memberikan kesempatan kepada Anda untuk membuat keputusan yang lebih sejalan dengan tujuan Anda.

3.Berkomitmen Untuk Disiplin.
Menulis tujuan Anda tidaklah cukup, buatlah komitmen secara personal dalam diri Anda. Saat Anda memutuskan untuk bagun lebih awal pada pukul 5 pagi, maka saat alarm berbunyi, Anda benar-benar bangun karena memang telah menetapkan komitmen personal dalam diri yang kuat atas kegiatan tersebut.Buatlah keputusan untuk melanjutkan kegiatan Anda dengan penuh komitmen, dengan kesungguhan hati Anda akan mampu menjadikan kegiatan disiplin yang Anda bangun menjadi sebuah kebiasaan baru yang positif untuk produktivitas Anda.

4.Berani.
Kedisiplinan biasanya menjadi lemah karena berbagai godaan yang datang baik dari dalam maupun dari luar diri kita, menjadi tantangan tersendiri saat kita dihadapkan oleh suasana hati, selera dan keinginan yang tidak mendukung untuk menjalani kegiatan kita secara disiplin.Selalu berani dalam menghadapi masalah yang menurut Anda cukup sulit untuk dikerjakan, dengan begitu Anda akan lebih siap menghadapi setiap tantangan dan menjadikan Anda pribadi yang tangguh karena rasa percaya diri Anda akan tumbuh dengan lebih alami. Dengan percaya diri yang baik kedisiplinan dan antusiasme akan datang secara alami.

5.Berkomunikasi dengan diri sendiri.
Saat kita dihadapkan oleh keputusan sulit atau masalah yang menuntut pengendalian yang baik, tidak ada salahnya Anda berdiskusi dengan diri Anda dengan memotivasi diri sendiri untuk dapat bertahan ditengah masalah yang ada, atau lebih yakin dengan keputusan yang akan diambil.Begitupula saat Anda merasa kedisiplinan Anda menurun karena satu dan berbagai hal, katakanlah pada diri Anda untuk selalu mengingat komitmen yang telah Anda sepakati. Selalu ingat bahwa “Harga kedisiplinan saat ini tidak lebih buruk dari penyesalan di masa depan”. Latihlah diri Anda untuk terus konsisten meningkatkan kualitas diri Anda.


Minggu, 09 September 2018

Cara Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis

3 cara mengembangkan kemampuan berfikir kritis

Hasil gambar untuk berpikir kritis

Berpikir kritis adalah seni menganalisis gagasan berdasarkan penalaran logis. Berpikir kritis bukanlah berpikir lebih keras, melainkan berpikir lebih baik. Seseorang yang mengasah kemampuan berpikir kritisnya biasanya memiliki tingkat keingintahuan intelektual (intellectual curiosity) yang tinggi. Dengan kata lain, mereka rela menginvestasikan waktu dan tenaganya untuk mempelajari segala fenomena yang ada di sekitarnya. Orang-orang semacam ini kerap dianggap skeptis, namun sebenarnya luar biasa cerdas. Tertarik mengasah kemampuan berpikir kritis Anda? Berikut kami sampaikan perjalanan yang harus Anda tempuh tidak sesederhana itu. Dibutuhkan ketekunan, kedisiplinan, motivasi, serta kemauan untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan Anda; dan tidak semua orang bisa melakukannya.

1.Mengasah Kemampuan Bertanya





a.Pertanyakan segala asumsi Anda. 

Disadari atau tidak, manusia kerap membuat asumsi terhadap hampir semua hal yang ditangkap panca indranya. Asumsi terbentuk setelah otak manusia memproses kepingan-kepingan informasi tertentu dan mendasari proses interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan, asumsi adalah fondasi kerangka berpikir kritis seseorang. Namun bagaimana jika asumsi tersebut salah atau tidak sepenuhnya benar? Jika itu terjadi, tentunya fondasi tersebut harus dibongkar dan dibangun ulang.
  • Apa yang dimaksud dengan mempertanyakan asumsi? Einstein mempertanyakan asumsi mengenai hukum gerak Newton yang dianggap bisa menjelaskan dunia ini secara akurat. Ia lantas merombak asumsi ini dan mengembangkan kerangka berpikir yang benar-benar baru melalui teori relativitasnya.
  • Anda juga bisa mempertanyakan asumsi dengan cara serupa. Mengapa Anda merasa perlu sarapan meski tidak lapar? Mengapa Anda berasumsi akan gagal meski belum mencoba?
  • Adakah asumsi-asumsi lain yang selama ini Anda telan mentah-mentah namun bisa saja runtuh jika dianalisis lebih jauh?
2.Jangan menelan informasi mentah-mentah jika Anda tidak tahu kebenarannya. 


Sama halnya dengan asumsi, manusia cenderung menilai kebenaran informasi berdasarkan sumbernya. Informasi dari sumber yang terpercaya (figur otoritas) akan langsung dianggap sebagai kebenaran, begitu pula sebaliknya. Meski lebih menghemat waktu dan tenaga, kebiasaan ini akan melemahkan kemampuan analisis Anda. Ingat, tidak semua informasi yang Anda terima dari figur otoritas (pemerintah, media massa, bahkan orang tua) benar adanya.
  • Gunakan insting Anda untuk menganalisis kepingan-kepingan informasi yang patut dipertanyakan. Jika Anda merasa penjelasan yang diberikan kurang memuaskan, mintalah pihak terkait memberikan penjelasan yang lebih detail. Jika Anda enggan atau tidak bisa menanyakannya langsung, bacalah berbagai sumber data yang relevan dan analisis sendiri kebenarannya. Jika ini terus-menerus dilakukan, dengan sendirinya Anda akan mampu memilah informasi mana yang perlu dan tidak perlu diteliti lebih jauh. Anda juga akan mampu menentukan kebenaran informasi berdasarkan penilaian yang Anda lakukan.
3.Pertanyakan hal-hal yang ada di sekitar Anda. 

Sebelumnya, Anda sudah belajar mempertanyakan asumsi dan informasi yang disampaikan oleh figur otoritas. Sekarang, Anda akan belajar untuk mempertanyakan... segalanya? Bertanya mungkin adalah tindakan paling esensial dalam proses berpikir kritis. Jika Anda tidak tahu harus menanyakan apa atau tidak menanyakannya meskipun ingin, sampai kapan pun Anda tidak akan mendapatkan jawabannya. Berpikir kritis adalah perihal mencari jawaban dengan cara yang elegan dan cerdas.
  • Bagaimana proses terjadinya ball lightning (fenomena bola bercahaya di langit)?
  • Bagaimana bisa ikan-ikan berjatuhan dari langit Australia?
  • Langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kemiskinan global?
  • Bagaimana caranya menghentikan produksi senjata nuklir di berbagai belahan dunia?

Kamis, 06 September 2018

BEBASKAN IMAJINASIMU DAN KETAHUILAH BEBERAPA MANFAATNYA

BEBASKAN IMAJINASIMU 



Saat masih anak-anak, kita kerap berganti peran meniru hal baru yang kita temui. Ibarat kanvas putih yang kosong, semakin banyak hal baru yang kita ketahui, semakin penuh kanvas terisi. Masa anak-anak adalah masa di mana imajinasi tak berbatas. Kini, kala dewasa, kebiasaan berimajinasi kerap disamakan dengan melamun atau mengkhayal yang dianggap tak baik. Padahal, kita masih membutuhkan imajinasi tanpa batas itu karena ternyata ada banyak manfaatnya, berikut lima di antaranya: 


1. Mengasah otak Selama berimajinasi sel otak kita lebih terhubung. Demikian hasil studi pada 2012. Kita bisa mengasah otak sambil berimajinasi. Psikolog, Scott Barry Kaufman, mengatakan kita pasti punya tujuan dan impian dalam hidup. Untuk mencapai tujuan ini, kata Kaufman, imajinasi atau berkhayal punya kontribusi. Dengan membayangkan sesuatu yang ada kaitannya dengan upaya mencapai tujuan atau impian, maka kita sedang mengasah otak sekaligus menggambar kesuksesan di kepala. Perlahan tujuan atau impian itu pun bisa terwujud. 

2. Penting untuk perkembangan anak Biarkan anak-anak balita bermain peran. Mereka sedang mengembangkan imajinasinya. Jangan rusak momen ini karena penting dampaknya untuk perkembangan anak. Penelitian menunjukkan, imajinasi pada anak-anak tidak hanya penting dalam pengembangan kemampuan kognitif, tetapi juga membantu anak memahami realitas di masa mendatang. Selain anak-anak juga bisa memahami sesuatu dari perspektif orang lain, lewat berimajinasi. 

3. Menajamkan memori Berimajinasi juga bisa menjadi salah satu cara mempertajam memori. Penelitian membuktikan membayangkan sesuatu dengan perspektif pribadi merupakan cara efektif untuk memanggil atau memerintahkan otak mengingat sebuah informasi. Bahkan, untuk orang yang mengalami cedera otak, berimajinasi membantu proses rehabilitasinya. 

4. Meningkatkan empati Penelitian menunjukkan ada kaitan antara memori, imajinasi, dan empati. Masuk akal, karena ketika kita bisa membayangkan sesuatu yang belum pernah kita alami, kita akan lebih mampu memahami seseorang atau sesuatu atau lebih berempati terhadap orang lain. Penulis buku Harry Potter, JK Rowling, juga mengatakan bahwa imajinasi tak hanya penting untuk meningkatkan kreativitas tapi juga empati. 

5. Eksplorasi diri Kunci berimajinasi adalah ide. Ketika Anda memikirkan sebuah ide maka Anda akan mulai membayangkan sesuatu. Saat proses imajinasi ini berlangsung, sebenarnya Anda tengah mengeksplorasi diri. Para psikolog mengatakan bahwa individu yang berhasil menunjukkan potensinya biasanya memiliki kemampuan membayangkan bahwa ia mampu melakukan sesuatu. Asisten profesor di Harvard Medical School, Dr Srini Pillay, MD, menulis dalam blognya, "Berimajinasi mengaktifkan bagian dari otak yang tanpa disadari memetakan jalan Anda menuju kesuksesan."