PRIDE HOMESCHOOLING

Jl.Markisa Blok A no. 11 Cinere Depok (021)754-555-8

PRIDE HOMESCHOOLING

Dengan mencari dan Berspekulasi maka kita akan belajar dan mendapatkan hal-hal yang baru

PRIDE HOMESCHOOLING

Jadikan buku adalah sahabat karibmu karena ia akan membimbingmu kearah kebaikan.

PRIDE HOMESCHOOLING

Pengetahuan akan membawa kita kepada kesempatan untuk membuat perbedaan

PRIDE HOMESCHOOLING

Menuliskan impian dan cita2mu secara tertulis terbukti membantu kamu untuk bisa mewujudkannya. So write down your dreams. Now!!!.

contact

foxyform

Rabu, 27 Februari 2019

Tips agar anak berani sekolah tanpa harus di dampingi


Cara Membuat Anak Berani Sekolah Tanpa Didampingi Orangtua

                              Gambar terkait
Beberapa anak saat pertama masuk sekolah biasanya tidak berani ditinggal sendiri. Jika ini terjadi hanya pada minggu pertama sih masih wajar.
Tapi, bagaimana jika sudah lebih dari satu minggu bahkan satu bulan anak masih tidak berani ditinggal sendiri oleh orangtuanya? Nah, berikut ada 3 hal yang perlu Anda perhatikan terkait cara membuat anak berani sekolah sendiri.
1. Membuat Target Waktu
Sebagai orangtua, tentu Anda mengenal kepribadian anak lebih baik daripada orang lain.
Jadi, perhatikan kepribadian anak Anda. Apakah ia cukup percaya diri atau sering minder?
Apakah ia anak pemberani dan mudah beradaptasi atau cenderung takut dengan orang-orang baru?
Berdasarkan kepribadian anak ini, lanjutkan dengan membuat target waktu.
Jika anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mudah beradaptasi, maka waktu 2 atau 3 minggu adalah pilihan terbaik.
Namun, apabila anak Anda tergolong penakut saat bertemu dengan lingkungan baru, maka waktu 4 minggu adalah pilihan ideal.
2. Memberikan Kepercayaan pada Anak
Banyak orangtua yang sulit memberikan kepercayaan kepada anak.
Kita menganggap anak masih kecil dan membutuhkan bantuan.
Sehingga, muncul ketakutan-ketakutan tak beralasan yang mendorong kita selalu membantu anak meskipun untuk hal sepele.
Misalnya, mengikat tali sepatu saat berangkat sekolah. Awalnya, kita sudah melatih anak untuk mengikat tali sepatu sendiri.
Tapi, pagi itu ia terlihat kesulitan hingga membutuhkan waktu lebih dari 15 menit untuk mengikat tali sepatu.
Karena jam sudah menunjukkan pukul 06.50 dan takut terlambat masuk sekolah, Anda menjadi tidak sabar.
Kemudian, Anda mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan.
Orangtua bijak Indonesia, buatlah komitmen dalam memberikan kepercayaan pada anak.
Katakan pada anak . .
Bapak percaya kamu bisa
atau. .
Ibu percaya kamu bisa menyelesaikan masalah ini
Kepercayaan yang Anda berikan pada anak tidak akan berakhir sia-sia.
Anak-anak akan sadar dengan potensi yang dimiliki, sehingga kepercayaan dirinya akan tumbuh dengan sehat.
3. Memberikan Kepercayaan pada Pihak Sekolah
Yang perlu Anda perhatikan terkait cara membuat anak berani sekolah sendiri adalah percaya pada pihak sekolah.
Bahwa sekolah akan bertanggung jawab penuh terhadap anak kita yang ada di sekolah.
Dan, guru-guru akan memperlakukan anak Anda dengan baik.
Tanpa rasa percaya ini, Anda akan selalu merasa gusar, takut dan was-was terhadap keadaan anak di sekolah.
Hal ini justru akan mengganggu aktivitas Anda karena membuat Anda tidak fokus.
Jadi, kepercayaan Anda pada sekolah juga sangat mempengaruhi keberanian anak berangkat sekolah sendiri.
Setelah anak konsisten berani ditinggal sendiri, Anda tetap harus mengontrol dan mengawasinya di sekolah.
Meskipun ia terlihat baik-baik saja dan tidak menimbulkan masalah, orangtua tetap harus memberikan motivasi agar anak semangat sekolah.
Karena motivasi orangtua layaknya kayu bakar yang membuat api unggun lebih dahsyat membara.

Selasa, 26 Februari 2019

Jenis permainan yang cocok untuk anak autisme

Jenis Mainan untuk Mendorong Perkembangan Anak Dengan Autisme

                                   Hasil gambar untuk Jenis Mainan untuk Mendorong Perkembangan Anak Dengan Autisme


Pilihan permainan untuk anak autisme

Saat memilih mainan untuk anak autisme, sesuaikan dengan kemampuan perkembangan mereka daripada usianya. Misalnya, jika anak mengalami keterlambatan dalam berbicara atau keterampilan sosial lainnya, maka carilah mainan yang bisa mendorong perkembangan mereka dalam hal tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mendorong anak bereksplorasi dan mengurangi risiko frustasi atau tantrum saat bermain. Pasalnya, anak-anak dengan gangguan spektrum autisme mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian, memahami konsep abstrak, dan belajar seperti anak-anak lainnya.
Berikut ini adalah beberapa pilihan permainan untuk anak autisme yang bisa Anda tawarkan pada si kecil.
  • Puzzle. Bermain puzzle merupakan cara mudah dan menyenangkan untuk melatih fungsi kognitif anak. Tidak hanya itu, permainan ini juga dapat membantu otak anak Anda untuk berpikir lebih keras dalam memecahkan suatu masalah dan tidak mudah menyerah.
  • Balok susun. Ini merupakan permainan dasar yang dikenal luas untuk merangsang pertumbuhan anak, terutama kreativitas, kemampuan berpikir secara runtut, serta keluwesan bersosialisasi.
  • Menggambar dan mewarnai. Kedua permainan ini merupakan cara ampuh untuk mengenalkan perbedaan warna pada anak serta melatih kemampuan motorik halusnya. Tidak hanya itu, lewat menggambar mereka pun bisa menuangkan beragam imajinasi, kreativitas, bahkan suanana hati mereka.
  • Kartu bergambar (flash card). Permainan ini memiliki manfaat untuk merangsang daya ingat anak untuk mengenal angka, huruf, hewan, bunga, bagian tubuh atau hal yang lainnya.
  • Lilin mainan/ plastisin. Permainan ini termasuk mainan edukasi yang membantu gerak motorik anak agar berkembang dengan baik serta merangsang daya imajinasi dan kreativitas anak. Pilihan warna yang beragam dan menarik hati membuat banyak anak-anak menyukai permainan ini.
  • Lego. Bermain lego akan mengajar anak untuk berkreasi untu membangun suatu bangunan dan bentuk. Tidak hanya itu, lego juga membantu melatih koordinasi antara mata dan tangan serta meningkatkan daya konsentrasi anak.
  • Boneka atau bantal yang lembut. Anak dengan autisme mungkin harus berjuang untuk menenangkan diri ketika merasa tidak nyaman. Karena itu, boneka empuk dengan bulu yang sangat lembut bisa menemani dan membantu mengendalikan emosi si kecil saat tantrum. Pasalnya, anak dengan autisme biasanya memiliki indra peraba yang sangat peka. Boneka atau bantal dengan bentuk yang menarik seperti dinosaurus, gajah, atau beruang juga bisa melatih anak untuk berimajinasi.

Yang harus diperhatikan sebelum membeli mainan anak

Saat ini banyak produsen mainan anak yang memasarkan barangnya dengan jargon mainan edukasi tinggi dan semacamnya. Sekilas, hal tersebut memang terdengar menjanjikan. Apalagi sebagai orangtua tentu inginnya memberikan hal yang terbaik untuk anak.
Namun, Anda harus waspada. Pasalnya, sebuah laporan tahun 2005 dari Kaiser Foundation menemukan bahwa banyak dari klaim prosedur mainan anak adalah kebohongan semata untuk meraih untung di pasar. Kebanyakan mainan yang ditawarkan justru menggunakan gadget dengan teknologi yang justru mematikan kreativitas anak.
Jadi, sebelum Anda membeli mainan untuk anak, Anda harus pastikan jika mainan tersebut adalah mainan yang memang direkomendasikan untuk anak autisme sehingga aman untuk dimainkan oleh mereka.

Sumber ref.: hellosehat.com

Kamis, 21 Februari 2019

Beragam manfaat jika mengajarkan anak memasak sejak dini

6 MANFAAT MENGAJARKAN ANAK MEMASAK SEJAK Dini

 Hasil gambar untuk 6 MANFAAT MENGAJARKAN ANAK MEMASAK SEJAK DINI


Saat ini, masih banyak orang tua yang tidak melibatkan anaknya dalam kegiatan dapur. Apalagi jika mereka masih berumur sekitar 3-6 tahun. Alasannya tidak jauh-jauh dari takut anak terluka terkena benda tajam, kulitnya rusak akibat cipratan minyak, atau malah menimbulkan trauma bagi si kecil.
Rini Hildayani, seorang psikolog anak, mengatakan bahwa kegiatan masak sangat bagus bagi perkembangan psikologis anak-anak. Namun, orang tua lebih senang mengajak anak ke mal ketimbang mempelajari sejumlah life skill di dapur. Padahal, ada 6 manfaat yang bis diperoleh dengan mengajarkan anak memasak sejak dini, di antaranya:

Mengajarkan Kemandirian

Belajar memasak merupakan bekal bagi anak ketika dewasa nantinya. Anak akan terbiasa untuk mengerjakan sesuatunya sendiri. Ketika merasa lapar, dia tidak harus selalu menunggu Anda memasak makanan. Anak dapat mengerjakan sendiri asalkan Anda menyiapkan bahan-bahan dan menu yang mudah diolah sebelumnya.
Ketika dia harus ke luar kota untuk menyelesaikan pendidikan, anak tidak akan canggung untuk tinggal sendiri. Sebab sedari kecil dia sudah terbiasa menyiapkan kebutuhannya seorang diri tanpa perlu bantuan orang lain. Anak pun memiliki pribadi yang kuat dan mampu bertahan hidup jauh dari orang tua.

Melatih Hidup Sehat

Mengajarkan anak memasak akan membuatnya bisa membedakan makanan yang sehat dan tidak. Diharapkan dalam kesehariannya kelak, mereka akan lebih memperhatikan pola menu yang ada di sekitar. Kebiasaan ini tidak bisa didapat secara mudah dan harus dikenalkan dan dilatih sejak dini.
Dengan terbiasa memasak dan mengolah apa yang ada di rumah, anak lebih menyukai masakan rumahan daripada jajan di luar. Hal ini tentunya bisa membuatnya terhindar dari perilaku boros dan membeli makanan yang belum tentu sehat.

Mempererat Hubungan

Di hari-hari biasa Anda mungkin sibuk bekerja dan jarang berbicara dengan anak. Nah, dengan membiasakan kegiatan memasak bersama di akhir pekan, Anda dapat mengisi ruang kosong tersebut. Komunikasi akan lebih terjalin dan kerja sama akan terbentuk secara natural. Anda dan anak-anak pun dapat sama-sama menikmati kegiatan dengan hati yang riang.
Melalui kegiatan ini, Anda bisa lebih membaca dan mengenali situasi hati anak. Misalnya, ketika dia sedang tidak mood, mintalah untuk mengerjakan hal-hal yang mudah seperti mencuci sayuran atau menyiapkan wadah-wadah. Sembari melakukan hal tersebut, biarkan dia menceritakan kegelisahannya. Secara tak langsung, Anda dan anak Anda membangun kepercayaan satu sama lain.

Melatih Emosi Anak

Tidak semua orang bisa memasak. Selain rentetan resep yang harus dihafal, juga ada berbagai macam bumbu yang harus bisa dibedakan, ditambah kesabaran menunggu masakan matang. Ini poin plus mengajarkan anak memasak. Jiwanya akan lebih sabar menanti sesuatu. Dia juga akan menikmati serta menghargai suatu proses tanpa bergantung kepada hal-hal instan.

Mengembangkan Sensitifitas Rasa

Minta anak mencicipi pertama hasil masakan yang sudah jadi. Biarkan dia berkomentar tentang hasilnya. Lama-kelamaan lidahnya akan peka terhadap rasa, bumbu, maupun bahan yang diolah. Dia juga bakal mampu membedakan aroma makanan yang sudah matang sama yang masih mentah. Efeknya, indra anak menjadi lebih tajam dan terasah dengan baik.

Belajar Teliti

Memotong wartel sama besar, bawang, mentimun atau sayuran lainnya akan menanamkan sifat teliti pada anak. Biarkan dia mencoba memotong walau dengan tempo pelan. Lihat dan perhatikan tingkahnya, ketelitian yang dilatihnya sendiri akan membuat anak terbiasa bersikap teliti dan rapi dalam mengerjakan sesuatu.
Jika anak terluka atau melakukan kesalahan, sebaiknya Anda tidak membentak atau memarahi. Sebaliknya, ajarkan hal tersebut sebagi pengalaman berharga dan kesalahan yang harus dihindari. Nantinya anak akan memiliki karakter kuat dan tidak takut untuk mencoba sesuatu yang baru.
Ternyata,banyak manfaat yang bisa diperoleh dari mengajarkan anak memasak. Yuk, agendakan kegiatan memasak bersama dengan anak-anak di akhir pekan ini.

Rabu, 20 Februari 2019

Bermacam manfaat egrang bambu (permainan tradisional) bagi anak

Manfaat luar biasa bermain Egrang bambu (Permainan Tradisional)

Lokasi : Halaman Pride Homeschooling
Egrang merupakan alat permainan yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Bentuknya berupa galah atau tongkat bambu berjumlah dua buah (sesuai dengan sepasang kaki yang kita miliki) dengan tinggi sekitar 2-3 meter. Terdapat pijakan kaki dari dua belah bambu atau kayu yang panjangnya kira-kira 20-30 cm yang dipasang sekitar 30 cm dari pangkal egrang.
Egrang bambu memang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu dari permukaan tanah. Terdapat tali pengikat pula (bila hal ini akan lebih terasa nyaman) untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal.
W.J.S. Poerwadarminto dalam Baoesastra Jawa (1939: 113) menyebutkan bahwa permainan egrang muncul sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada masa penjajahan Belanda. Ia menyebut kata egrang-egrangan yang diartikan sebagai dolanan dengan menggunakan egrang.
Manfaat Permainan Egrang
Di tengah fenomena anak yang banyak menghabiskan waktunya untuk bermain gadget dan video game yang membuat anak menjadi asosial dan kurang gerak fisik, permainan tradisional seperti egrang perlu kembali digalakkan.
Beberapa manfaat dari permainan egrang di antaranya:
  1. Mendekatkan anak dengan alam sekitar. Anak tidak lagi hanya sibuk dengan gadget dan videogame-nya.
  2. Melatih anak untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Apalagi bila egrang dilombakan secara berkelompok karena dibutuhkan kerja sama agar dapat kompak berjalan hingga mencapai garis finish. Mereka tidak bisa mendahului satu sama lain. Menunggu yang lain sementara tetap menyeimbangkan diri dalam menaiki egrang adalah hal yang tidak mudah.
  3. Permainan ini dapat melatih dan mengembangkan kemampuan otak kanan dan kiri anak. Bila otak kirinya terbiasa berpikir kalkulatif, maka otak kanannya dipaksa untuk sabar dan ulet dalam melatih keseimbangan dan juga melatih kesabaran untuk menjaga kekompakan dan sportivitas dalam perlombaan.
  4. Melatih konsentrasi anak karena perlu hati-hati dalam menapaki medan yang dijalani dengan egrang. Hal ini akan berpengaruh positif kepada konsentrasinya sewaktu belajar di kelas.
  5. Membuat anak lebih kreatif karena permainan ini menimbulkan efek keceriaan dan kebersamaan.
Demikian pengertian dan manfaat dari permainan egrang bambu.Semoga bisa menjadi alternatif permainan di halaman rumah dalam rangka mengurangi efek gadget yang sangat membius anak-anak.Selamat mencoba :)

Selasa, 19 Februari 2019

Cara Membuat Anak Gemar Belajar


Percayalah, 5 Cara Ini Akan Membuat Anak Suka Belajar

Hasil gambar untuk 5 Cara Ini Akan Membuat Anak Suka Belajar

Masa emas perkembangan otak manusia adalah saat usia anak-anak. Itulah mengapa anak-anak lebih cepat menyerap informasi atau pengetahuan baru. Karenanya, ini menjadi keuntungan tersendiri dalam proses dan cara belajar anak. Namun, seringkali yang terjadi justru kebalikannya. Alih-alih senang belajar, banyak anak justru menolak keras saat disuruh belajar di rumah. Kamu mengalaminya juga? Nah, 5 cara ini akan membuat anak suka belajar di rumah.

1. Bangun Komunikasi Positif dengan Anak

Membangun kebiasaan baik dan membuat anak terbiasa melakukannya memang bukan hal yang mudah. Kita orangtua, membutuhkan usaha sedikit keras agar anak mau kooperatif. Membuat anak disiplin belajar di rumah adalah salah satunya.
Mulailah dengan membangun komunikasi yang positif dengan anak. Tidak hanya tentang belajar, tapi tentang apapun. Jadilah sahabat untuk mereka. Menjadi pendengar yang baik untuk setiap cerita mereka. Bangun suasana yang nyaman saat ngobrol dengan mereka. Dan, jangan jadi orangtua diktator yang hanya bisa marah dan memerintah.
Dengan membangun pondasi komunikasi yang positif ini, maka kamu akan lebih mudah mengarahkannya untuk belajar di rumah. Tentunya juga dengan menggunakan bahasa-bahasa positif yang mudah diterima oleh anak.

2. Sepakati Bersama Waktu Belajar Anak

Kita, orang dewasa, pasti senang jika pendapat kita didengar dan dihargai. Begitu juga dengan anak-anak. Karenanya, ajak mereka diskusi, kira-kira kapan waktu yang mereka sukai untuk belajar di rumah.
Menyepakati waktu belajar bersama anak juga akan membuat mereka merasa lebih ‘memiliki’ waktu tersebut. Dengan demikian, mereka akan lebih menyadari kewajiban belajarnya pada waktu yang telah disepakati. Pada akhirnya, dengan sukarela mereka akan melaksanakan kegiatan belajar di rumah pada waktu tersebut, tanpa terpaksa.

3. Buat Suasana Belajar yang Menyenangkan

Bayangkan jika kamu diajar oleh guru killer di sekolah dulu. Jangankan tertawa, berbisik saja dilarang. Pasti tidak nyaman kan, suasana belajar yang seperti itu?! Karenanya, jangan praktikkan hal tersebut pada anak-anak. Mereka juga pasti tidak akan menyukainya.
Agar proses belajar anak berjalan efektif, buatlah suasana yang menyenangkan saat belajar. Jika mereka senang belajar sambil mendengarkan musik, putarlah lagu-lagu kesukaan mereka. Sediakan minuman dan cemilan kesukaan mereka pula.
Bebaskan mereka belajar dengan banyak posisi, tidak harus duduk tegang di meja belajar. Tak masalah jika mereka ingin belajar di ruang keluarga sambil selonjoran. Untuk itu sediakan alas dan bantal juga meja rendah yang nyaman.
Belajar sambil bermain juga dapat dilakukan. Ini bisa diterapkan untuk anak di semua level pendidikan. Sesuaikan permainan dengan usia mereka. Untuk anak PAUD, belajar mengenali huruf sambil bermain plastisin, misalnya. Anak yang lebih besar, bisa main kuis bersama seperti yang acara di televisi.

4. Berikan Reward Jika Anak Kooperatif

Anak akan senang sekali mendapat hadiah. Dengan cara itu pula kita memberikan apresiasi pada mereka. Karenanya, tak ada salahnya juga jika kamu memberikan mereka hadiah atas kerjasama mereka mau disiplin belajar di rumah.
Reward atau hadiah tidak harus berupa sesuatu yang mahal dan sulit didapat. Sebuah pelukan hangat dan toss juga bisa menjadi hadiah.
Dapat juga dengan memberikan mereka kesempatan untuk melakukan sesuatu yang mereka sukai. Misal, jika mereka kooperatif dengan waktu belajarnya selama sepekan, waktu bermain mereka diperpanjang di akhir pekan.
Jangan lupa, ucapkan terimakasih pada anak atas usaha mereka untuk kooperatif. Mungkin sepele, tapi ucapan terimakasih adalah tanda bahwa usaha mereka dihargai. Dengan begitu, mereka akan bersemangat untuk melakukan kebiasaan baik yang lain.

5. Dampingi dengan Intens Saat Anak Belajar

Ini yang seringkali dilupakan orangtua. Banyak orangtua menonton televisi saat anak belajar, atau sibuk sendiri dengan gawainya. Padahal, pendampingan dari orangtua akan membuat anak merasa nyaman dan mendapatkan dukungan saat mereka belajar.
Mendampingi anak belajar juga tak melulu harus duduk disampingnya menyimak apa yang sedang ia kerjakan. Ikut duduk di satu ruangan dengan mereka sambil membaca buku, dapat menjadi satu bentuk pendampingan.
Intinya adalah, mendampingi anak belajar berarti kita mengkondisikan diri dan situasi yang mendukung anak untuk konsentrasi dalam belajar. Dan, kita siap membantu jika mereka menemukan kesulitan dalam soalan yang sedang mereka pelajari.
Itulah 5 cara yang dapat kamu lakukan untuk membuat anak suka belajar di rumah. Ingatlah, setiap anak memiliki cara belajar masing-masing. Karenanya, kita sebagai orangtua juga harus dapat memahami hal tersebut. Menerapkan kebiasaan baik pada anak memang bukan hal instan dan mudah, tapi tidak mustahil untuk dilakukan. Nah, segera dicoba ya!

Kamis, 14 Februari 2019

Apa itu gaya Belajar Visual? Berikut ulasannya

Gaya belajar visual dan ciri-ciri gaya belajar visual 

                        Hasil gambar untuk Gaya belajar visual dan ciri-ciri gaya belajar visual

Gaya belajar visual (visual learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitandalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
Ciri-ciri gaya belajar visual yaitu :
  1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
  2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
  3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
  4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
  5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
  6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
  7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu
Ciri-ciri Anak Visual:
Ketika belajar, anak dengan gaya belajar visual memiliki beberapa kebiasaan, di antaranya adalah membaca informasi dengan sangat cepat, serta membutuhkan suasana yang tenang ketika belajar.
Menurut Shannon Hutton, dalam artikelnya yang berjudul ‘Helping Visual Learners Succeed’, seperti ditulis Senin (7/3/2011) anak visual umumnya selalu memusatkan fokusnya pada guru yang mengajar dengan duduk di barisan paling depan di kelasnya, serta mengamati pengajaran dari guru dengan seksama.
Anak tipe ini akan sangat mudah memahami informasi ketika diajarkan dengan menggunakan peta, gambar, skema, tabel atau bahkan siklus. Anak dengan gaya belajar visual cenderung rapi dan terorganisasi, serta teliti dalam menangkap informasi secara mendetail.
Berbeda dengan anak auditori yang lebih senang mendengar daripada mencatat, anak visual hampir selalu membuat catatan dari apa yang dipelajarinya, atau apa yang ingin diingat olehnya.
Biasanya ketika guru mencatat di papan tulis, ia pun menyalin catatan tersebut dengan rapi di bukunya. Bahkan, terkadang ia dapat meminta gurunya untuk menggambar hal-hal yang dapat memudahkannya dalam memahami topik pelajaran. Ketika diberikan tampilan video, ia akan sangat cermat mengamati informasi yang terkandung di dalamnya.
Menurut R. Philip, penulis buku ‘Engaging the Tween and Teen’s Brain’, anak-anak dengan gaya belajar visual kurang menyukai diskusi kelompok di kelas, namun mereka membuat berbagai gambar visual dalam merespons topik-topik yang dibahas dalam diskusi.
Selain itu, menurut Haggart, penulis buku berjudul ‘Discipline and Learning Styles: An educator’s Guide’, anak dengan gaya belajar visual lebih memilih mempelajari sesuatu dengan melihat demonstrasi atau peragaan dari suatu informasi.
Karena itu, observasi, analisa dan me-review pelajaran merupakan cara favoritnya untuk belajar. Anak tipe ini terkadang membuat sebuah coret-coretan ketika mendengarkan atau dijelaskan mengenai suatu informasi. Suka highlight tulisan menggunakan spidol, membuat bagan, dan menggambar seringkali menjadi pilihan aktivitas mereka ketika belajar.

Rabu, 13 Februari 2019

Alasan Wajib Menjauhkan Anak dari Asap Rokok

Jauhkan asap rokok dari anak anda sekarang juga

                       Hasil gambar untuk Alasan Wajib Menjauhkan Anak dari Asap Rokok
Rokok memiliki efektivitas yang sangat tinggi dalam menyebarkan bahan kimia beracun. Jika diisap di dalam rumah, maka seluruh rumah Anda akan penuh dengan zat beracun, seperti nikotin, karbon monoksida, dan zat pemicu kanker (karsinogen).
Parahnya, semua zat tersebut tidak hanya ada di lokasi Anda merokok. Seluruh ruangan di dalam rumah, termasuk kamar anak dan bayi, berisiko tercemar oleh berbagai zat yang berbahaya bagi tubuh. Selain jangkauan yang luas dan penyebarannya yang cepat, asap rokok juga dapat bertahan di udara dalam waktu yang lama. asap rokok bisa bertahan di udara hingga 2 - 3 jam, bahkan saat ventilasi rumah atau jendela terbuka.
Lalu bagaimana cara terbaik agar buah hati kita terhindar dari asap rokok? Jangan pernah biarkan ada perokok di rumah, bahkan di luar ruangan sekalipun. Karena di mana pun Anda merokok, asapnya berisiko menjangkau anak-anak dan bayi.
Asap rokok juga bisa mengendap di lantai dan benda-benda yang ada di sekitar tempat Anda merokok. Hal ini tentu membahayakan buah hati kita, mengingat mereka sering bermain di lantai dan menyentuh benda-benda di sekitarnya.
Racun yang berasal dari asap rokok juga dapat menempel di badan, baju, rambut, dan tangan Anda. Agar aman, jangan pernah langsung bersentuhan dengan anak-anak atau bayi Anda setelah merokok. Sebaiknya cuci tangan dan muka, serta ganti pakaian dulu, agar anak-anak aman dari racun rokok.
Alasan Hal Ini Harus Dilakukan
Sebegitu berbahayakah paparan asap rokok bagi anak-anak dan bayi Anda? Patut diketahui bahwa kondisi tubuh bayi dan anak-anak masih mengalami tumbuh kembang. Jangan heran jika bayi rentan mengidap gangguan pernapasan. Asma, radang paru-paru, bronkitis, pneumonia, dan penurunan fungsi paru-paru adalah beberapa gangguan yang bisa dialami buah hati Anda, jika terpapar oleh asap rokok dalam jangka panjang.
Selain itu, bayi dan anak yang sering terpapar asap rokok juga rentan terkena radang sinus dan infeksi telinga. Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin mereka akan terkena komplikasi yang bisa berujung kepada hilangnya kemampuan pendengaran.
Bayi yang memiliki ibu perokok berisiko lebih tinggi mengalami kematian mendadak. Selain itu, anak-anak atau bayi yang terpapar asap rokok juga memiliki risiko terkena meningitis lebih tinggi. Batuk dan pilek juga akan lebih mudah menyerang anak-anak dan bayi yang terpapar asap rokok. 
Melihat banyaknya dampak buruk yang dapat terjadi pada kesehatan anak dan bayi, maka penting untuk menjaga kebersihan lingkungan agar bebas asap rokok, baik di dalam maupun di luar rumah.
Sebagian orang merasa mendapatkan kesenangan dari merokok, tapi jangan biarkan kesenangan tersebut justru membahayakan keluarga tercinta di rumah yang terpapar asap rokok. Jika Si Kecil menunjukkan gejala akibat sering terpapar asap rokok, seperti sesak nafas, kulit dan bibir tampak kebiruan, lemas, demam, serta berat badannya tidak bertambah, segeralah bawa Si Kecil untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Sumber ref : Alodokter.com

Selasa, 12 Februari 2019

BELAJAR PRAKARYA SEJAK DINI DI SEKOLAH

BELAJAR PRAKARYA SEJAK DINI DENGAN MEMANFAATKAN BARANG BEKAS PAKAI

Prakarya adalah usaha mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan percakapan hidup berbasis seni dan teknologi berbasis ekonomis.
Prakarya berasal dari kata pra dan karya. Pra artinya sebelum /belum dan karya artinya produk atau hasil kerja. Berarti prakarya adalah hasil karya yang belum jadi. Dengan kata lain prakarya merupakan proof of concept atau sebuah prototipe.
Prakarya masih berupa uji coba untuk suatu inovasi yang belum memiliki nilai jual. Untuk selanjutnya seiring dengan berjalannya waktu, prakarya ini terus disempurnakan agar bernilai jual.
Nah, apa manfaat pelajaran prakarya bagi siswa? Manfaatnya adalah melatih siswa untuk kreatif mencipta dan menghasilkan sesuatu dari barang bekas atau benda yang mudah didapat di sekelilingnya yang selama ini belum pernah dimanfaatkan oleh siapapun dan untuk apapun.
Manfaat lain dapat menumbuhkan keterampilan peserta didik dalam berwirausaha. Karena pada akhirnya yang diharapkan dari prakarya ini adalah, peserta didik dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomis serta dapat mengembangkan usahanya setelah tamat sekolah. Bahkan mampu menciptakan lapangan kerja yang baru. Sehingga beban pemerintah dalam mengatasi pengangguran dapat teratasi.

Kamis, 07 Februari 2019

Tanda - tanda seseorang yang perfeksionis

5 Tanda orang yang perfeksionis

Hasil gambar untuk anak perfeksionis

Menjadi seorang perfeksionis tidak selalu buruk, namun Anda tetap harus menjalani hidup dengan seimbang. Karena bagaimana pun, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Anda memang harus selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, namun bukan berarti Anda harus menjadi begitu terobsesi untuk meraihnya. Nah, berikut adalah lima tanda bahwa Anda adalah seseorang yang perfeksionis, baik itu dalam pekerjaan,sekolah ataupun kehidupan sehari-hari, seperti dilansir Magforwomen.

1. Anda menganggap sebuah penilaian itu penting

Anda selalu meletakkan seratus persen konsentrasi pada pekerjaan, dan pada akhirnya Anda selalu menyalahkan diri sendiri karena hasil yang kurang maksimal. Anda juga selalu berpikir bahwa Anda bisa melakukannya lebih baik lagi. Sikap ini juga berlaku ketika Anda sedang menghakimi kualitas pekerjaan orang lain dan merasa itu tidak memuaskan bagi Anda. 

2. Sangat kompetitif

Anda selalu memiliki dorongan untuk mengungguli orang lain. Singkatnya, Anda selalu ingin keluar sebagai pemenang atau yang terbaik dalam segala hal. Sifat semacam ini memang manusiawi, namun seseorang tidak mungkin selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal. Tetapi jika Anda tidak bisa menerima kenyataan itu, Anda pasti seorang perfeksionis sejati.

3. Terobsesi pada kesalahan dan kegagalan

Anda tidak pernah puas dengan pekerjaan yang Anda lakukan. Setelah menyelesaikan suatu pekerjaan, baik itu yang sederhana atau pun rumit, Anda tetap mengomel tentang kesalahan dan kegagalan yang Anda buat. Ini jelas bukan perilaku yang tidak sehat dan Anda pasti lah seorang perfeksionis karena Anda tidak bisa menerima kesalahan apa pun. 

4. Gigih 

Seorang perfeksionis sangat gigih dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dia akan selalu fokus sampai akhir. Sampai dia berhasil meraih sesuatu yang diinginkannya. Ini adalah salah satu sikap terbaik yang dimiliki oleh seorang perfeksionis. Setelah berhasil menyelesaikan pekerjaannya, seorang perfeksionis akan berusaha untuk memeriksa pekerjaannya secara berulang-ulang, karena dia tidak ingin membuat kesalahan sama sekali.

5. Tidak pernah mau salah atau gagal

Membuat kesalahan itu manusiawi, namun seorang perfeksionis ingin segalanya terlihat sempurna. Bahkan, kesalahan kecil pun bisa membuat dia kehilangan kendali dan merasa frustrasi. Tak jarang, seorang perfeksionis mengalami perubahan suasana hati yang drastis karena terlalu mudah resah atas kegagalan yang dialaminya. Jika Anda adalah seseorang yang tidak suka gagal atau salah, Anda tentu termasuk perfeksionis. 

Rabu, 06 Februari 2019

TIPS MENANAMKAN KEBIASAAN MANDIRI PADA ANAK REMAJA

Inilah 5 cara membiasakan si remaja untuk mandiri


                            Gambar terkait
Punya anak yang sudah beranjak remaja tapi masih belum bisa bertanggung jawab sama dirinya sendiri. Duh pasti kawan sumber sebel dan kesel banget deh. Bangun tidur harus di teriakin dulu, mau makan mesti disiapin semua di depan matanya, belum kalau mencari barang gak pernah bisa nemuin barang miliknya sendiri. Ih, anak kayak gini gimana sih caranya supaya bisa jadi mandiri, malu kan sama temen lainnya.
Oke, jangan khawatir. Yuk simak Tips dari Sumber untuk menjadikan anak-anak kita pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab :


1. Ajaklah bicara tentang kebebasan dan tanggung jawab
“ Dek, sekarang kan sudah besar. Buku-bukunya simpan di tempat yang kamu suka. Yang penting waktu kamu cari itu bisa ingat dan ketemu dimana,” Itulah cara pertama dalam membiasakan kemandirian anak. Yaitu dengan memberinya kebebasan yang bertanggung jawab. Jangan jadikan diri anda sendiri helikopter yang akan siap siaga membantunya saat anak berteriak minta tolong. Biarkan dirinya mulai merasa bisa melakukannya sendiri. Berikan tanggung jawab pada kehidupan anak anda, jangan jadikan anak manja dengan memberinya semua hal yang dia inginkan atas dalih kasih sayang.


2. Jangan terlalu banyak melarang
Anak gak boleh kesini, gak boleh beginu, atau keseringan mengatakan Jangan pada anak, adalah salah satu hal yang membuatnya bisa menjadi anak manja. Tentu saja, larangan ini itu kawan sumber membuat anak menjadi tidak pernah merasakan sensasi membuah keputusan sendiri. Ketika akan bahkan tidak mengambil keputusan sendiri, bagaimana ia akan bertanggung jawab atas apa yang telah diputuskannya. Berikan ia kepercayaan, dan biarkan ia memutuskan sesuatu sendiri. Dan jika ia gagal? Maka dari situlah ia akan belajar bagaimana cara bertanggung jawab dan kelak akan dengan pandai membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan pengalaman kegagalannya tersebut
3. Ajarkan anak untuk terbuka
Inilah salah satu kuncinya : Keterbukaan. Biasakan anak untuk bicara apa yang ingin atau tidak ingin dilakukannya. Biasakan menerima kritik dari anak, ketika ada hal menyangkut cara mendidik dan cara memimpin keluarga yang tidak di sukai. Ketika anak memprotes kemarahan orang tua, dengarkan dan jawablah protesnya dengan diskusi. Orang tua bukan lah raja, dan tidak semua pemikiran orang tua merupakan kebenaran mutlak. Beri anak ruang untuk berani dan mandiri dari segi berfikir. Dari situlah, kemandiriannya akan terpupuk oleh keterbukaan.


4. Berikan contoh
Orang tua adalah Real Model yang paling up-to-date bagi anak. Maka cara terbaik mengajarkan kemandirian pada anak adalah dengan memberinya contoh. Ingin anak bisa bangun pagi sendiri dan disiplin, maka kawan sumber harus bisa bangun pagi dengan disiplin dahulu. Buatlah diri kawan sumber contoh yang tak terbantahkan. Jangan sampai ketika kita meminta anak untuk bisa mencuci piring bekas makannya sendiri, tapi ayahnya saja masih membiarkan ibu untuk mencucikan piringnya. Itu akan membuat anak bukan menjadi mandiri, namun justru sebaliknya. Anak akan memberontak dan justru bersikap arogan.


5. Membiasakan anak untuk berfikir positif.
Suruh anak bereskan mainannya sendiri, gantilah dengan kalimat Biarkan mereka membereskan mainannya sendiri. Jangan biasakan memerintah pada anak, tapi justru biasakan anak untuk memiliki inisiatif sendiri. Bagaimana caranya? Ajarkan anak untuk memahami mengenai tanggung jawab atas barang miliknya. Misalnya, “ Doni, boleh bermain tapi mama akan bangga kalau doni bisa membereskannya lagi. “ Beri anak kawan sumber sikap yang posistif untuk membentuk kepribadiannya yang mandiri.

Demikian langkah-langkah untuk menanamkan kebiasaan mandiri kepada anak kita yang sudah menginjak usia remaja.