Sekolah Sebagai Sarana Kemahiran Berdialog Anak
Dialog menjadi penting karena cara
pandang tiap kelompok yang ada di masyarakat pasti berbeda antara satu
dengan lainnya. Oleh karena itu, membangun kebiasaan menyelesaikan
setiap permasalahan melalui dialog menjadi kebutuhan yang sangat
mendasar. Sekolah menjadi salah satu ruang yang dapat dioptimalkan untuk
melatih pembiasaan dialog yang konstruktif.
Sekolah adalah medium yang paling tepat
untuk memupuk kebiasaan dan keberanian melakukan dialog. Dialog
dilakukan agar ada sikap saling memahami antarkelompok budaya maupun
agama serta meminimalkan gesekan-gesekan konflik.
Sudah seharusnya sekolah menjadi tempat
di mana dialog diutamakan, nilai-nilai sportivitas dikedepankan, dan
toleransi menjadi kunci. Dialog menjadi penting agar penyelesaian setiap
permasalahan tak perlu menggunakan kekerasan.
Maraknya penggunaan kekerasan dalam
menyelesaikan permasalahan akhir-akhir ini merupakan tanda bahwa kita
belum terbiasa menyelesaikan permasalahan dengan dialog. Kegagapan
berdialog dengan santun harus segera dicarikan solusinya. Sekolah
memegang peranan penting dalam pembiasaan dialog. Ruang dialog di
sekolah harus dibangun dan dirawat.
Apalagi dengan kondisi Indonesia yang
beragam secara sosial ekonomi, budaya, maupun agama. Peserta didik sejak
masuk ke dunia sekolah harus dikenalkan pada semangat kebangsaan serta
kesadaran penuh akan kondisi Indonesia yang beragam.
Pembiasaan kerja sama lintas agama sejak
masih di sekolah ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa saling percaya
dan mengikis kecurigaan. Dialog-dialog yang dilakukan secara intensif
akan mempererat hubungan persaudaraan.Melalui pembelajaran di kelas maupun
aktivitas harian di sekolah, peserta didik bisa mendapatkan beragam
perspektif kehidupan. Mereka jadi terbiasa mendialogkan setiap
permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari mereka.
Ruang kelas harus menjadi arena
kontestasi atau pergulatan ide. Pemikiran tiap peserta didik harus
dihargai oleh seluruh elemen kelas. Pembelajaran harus memicu peserta
didik untuk menyampaikan gagasan. Masingmasing peserta didik harus
terbiasa mendengarkan pendapat dari rekan sebayanya ataupun guru yang
sedang menyampaikan argumentasinya.
Para peserta didik akan menghadapi zaman
dengan permasalahan yang semakin kompleks. Kemungkinan untuk bertemu
dengan masyarakat dengan status sosial ekonomi, budaya, dan agama lintas
bangsa akan semakin terbuka. Sekat-sekat semakin terbuka.
Oleh karena itu, proses pendidikan di
sekolah harus memberikan pemahaman akan komunikasi lintas budaya dan
lintas agama kepada para peserta didik. Apresiasi lintas budaya, lintas
agama, maupun lintas bangsa menjadi penting diinternalisasikan di
sekolah agar peserta didik tidak alergi terhadap perbedaan.
Dengan pembiasaan dialog sejak di
sekolah, harapannya para peserta didik akan menjadi individu-individu
yang sadar bahwa kehidupan yang damai adalah sesuatu yang bisa
diupayakan dan diciptakan. Mereka adalah cikal bakal pemimpin masa depan
negeri ini. Tentu menjadi harapan bersama jika rasa aman dan damai
selalu menyelimuti Indonesia, negeri yang sangat kita cintai.
0 komentar:
Posting Komentar