Ada 6 Macam Pola Asuh Orangtua kepada Anak
Berikut 6 macam pola asuh orang tua kepada anaknya, yang dirangkum dari beberapa sumber:
1. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orangtua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orangtuanya.
Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orangtua yang telah membesarkannya.
Anak yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid atau selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Namun di balik itu biasanya anak hasil didikan orangtua dengan pola asuh otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orangtua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.
2. Pola asuh demokratis
Pola asuh ini merupakan pola asuh yang paling baik. Dimana orangtua bersikap friendly dan anak bebas mengemukakan pendapatnya. Disini orangtua lebih mau mendengar keluhan dari anaknya, mau memberikan masukan.
Ketika anaknya diberi hukuman, orangtua menjelaskan kenapa dia harus dihukum. Pola asuh ini tidak banyak dimiliki oleh orangtua zaman sekarang.
Orang tua lebih mengajarkan anak untuk lebih baik, misalnya mengetuk pintu sebelum masuk rumah dan menjelaskan kenapa harus melakukan hal seperti itu.
3. Pola asuh temporizer
Temporizer ini merupakan pola asuh yang sangat tidak konsisten. Dimana orangtua tidak memiliki pendirian. Contoh dari pola asuh ini seperti, anak yang diberikan batas waktu pulang malam sekitar jam 10. Terkadang orang tuanya tidak memarahi anaknya, jika anaknya pulang lebih lama dari itu, tapi terkadang juga orang tua marah besar kepada anaknya jika lewat pada waktunya. Ini dapat membuat anak bingung.
4. Pola asuh appeasers
Appeasers ini merupakan pola asuh dari orangtua yang sangat khawatir akan anaknya, takut terjadi sesuatu yang tidak baik pada anaknya (overprotective).
Contohnya, orangtua memarahi anaknya jika bergaul dengan anak tetangga. Karena takut menjadi tidak benar. Orangtua tidak mengizinkan anaknya untuk berpergian tanpa didampingi oleh orangtua, karena takut terjadi yang tidak diinginkan. Ini membuat anak menjadi tidak bebas.
5. Pola asuh permisif
Tipe orangtua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali. Anak sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa.
Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orangtua tidak banyak mengatur anaknya. Orangtua permisif memberikan kepada anak untuk berbuat sekehendaknya dan lemah sekali dalam melaksanakan disiplin pada anak.
Pola asuhan permisif bercirikan adanya kontrol yang kurang, orangtua bersikap longgar atau bebas, bimbingan terhadap anak kurang. Ciri pola asuh ini adalah semua keputusan lebih banyak dibuat oleh anak daripada orangtuanya.
6. Pola asuh otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya.
Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatif akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.