Ada keistimewaan dibalik kelemahan anak
Dimana ada kelemahan, pasti di sanapun ada keistimewaan. Tak mungkin ada anak yang cuma punya kelebihan tanpa kekurangan, sebaliknya tidak mungkin ada anak yang hanya punya kekurangan tanpa kelebihan. Kalaupun itu model kedua ini ada, maka kemungkinan besar penyebabnya ada kesalahan didik dari orang tuanya.
Sadarlah wahai para orang tua, bahwa setiap anak pasti memiliki kelebihan dan keistimewaan. Sebagian anak menonjol di bidang akademik, ada yang menonjol akhlaknya, ada yang menonjol dalam hal ketekunan, kekuatan hafalan, kekuatan nalar, keterampilan, kepemimpinan dan seterusnya.
Namun terkadang orang tua kurang menyadari hal ini. Masih banyak di antara mereka yang menjadikan barometer penilaian anak hanya pada nilai-nilai yang tertera di dalam rapor atau dengan prestasi tertentu. Padahal jika si anak lemah dalam satu sisi, pasti ia memiliki keistimewaan di sisi yang lain.
Akan sangat bermanfaat, bila orang tua bisa sesegera mungkin menemukan kelebihan pada diri masing-masing anaknya. Jika perlu dan memungkinkan, bekerjasamalah dengan guru-guru di sekolah untuk menemukan kelebihan tersebut.Karena pada dasarnya pendidikan juga berlaku bagi siapa saja dan sangat penting.
Bila orang tua telah berhasil menemukannya, maka tindak lanjut yang semestinya dilakukan adalah:
1. Beri Pengakuan
Orang tua yang tahu kelebihan anaknya namun tidak pernah mengungkapkannya kepada mereka, sama saja bohong! Pengakuan harus diberikan secara nyata, supaya anak-anak tahu dan merasakannya. Ini juga yang akan semakin memupuk rasa percaya diri mereka. Pengakuan bisa dilakukan dengan memberikan pujian terarah dan terukur. Atau dengan menghadiahkan senyuman, belaian, ataupun peluk cium saat anak menunjukkan kelebihannya.
2. Kembangkan dari sini
Dengan mengetahui kelebihan masing-masing anak, orang tua akan menjadi lebih mudah untuk mengarahkan dan mengembangkannya. Berikan fasilitas dan sarana penunjang untuk mengembangkan kelebihan anak sesuai dengan bidangnya. Bimbing mereka untuk menentukan arah bagi cita-citanya kelak, agar tetap segaris dengan bakat mereka. Selama bakat tersebut tidak menyelisihi ajaran agama.
3. Tak perlu membanding-bandingkan
Karena setiap anak unik dengan kelebihannya masing-masing, maka jangan sekali-kali membuat standar yang sama untuk mereka. Biarkan anak berkembang sesuai minat dan bakat masing-masing. Orang tua harus membuang ambisi pribadinya untuk menjadikan anaknya menjadi seperti yang ia inginkan, jika memang anak tak mampu dan tak mau.
Ini semua tentu apabila bukan berkaitan dengan ketaatan dalam beragama. Adapun bila kaitannya dengan menjalankan perintah agama atau menjauhi larangannya, maka tentu diperlukan ketegasan dari para orang tua dalam mengajarkannya pada anak.
Sekian & semoga bermanfaat !
0 komentar:
Posting Komentar